IPV4 dan IPV6
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia Internet semakin maju dan
berkembang, selaihanya browsing, chatting, dan lain sebagainya, perkembangan
sekarang sudah sampai ke VOIP (Voice Over Internet Protocol) yang memungkinkan
pengguna dapat mentransfer tidak hanya
data namum suara, streaming video, gambar dan lain sebagainya. Serta teknologi
lain yang telah maju pesat ketimbang dunia otomotif maupun ilmu pengetahuan
yang bersifar sains yang mampu terlewatkan, karena bebrapa detik saja penemuan-penemuan
serta perkembangan dunia teknologi informasi terus meningkat. Internet Protocol
(IP) merupakan salah satu lapisan Internet referensi model DoD (setaraf dengan
OSI model) yang berfungsi memberikan alamat atau identitas logika sehingga kita
dapat melakukan aktivitas Internet
Pengembangan
Teknologi Informasi kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan Komputer dan
perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin
menjadi kebutuhan tersendiri. Perangkat-perangkat teknologi yang berkembang
saat ini tidak terlepas dari kebutuhan akan IP address, hal ini pun didukung
pula dengan data hasil survey yang dilakukan di tengah masyarakat yang
menunjukkan intensitas penggunaan Teknologi Informasi yang tinggi dari tahun ke
tahun.
Namun
pemahaman akan IP address hanya sebatas dipahami oleh masyarakat yang berkutat
di bidang IT saja, bagi masyarakat awam secara luas pemahaman akan IP address
dan penjelasan-penjelasan lainnya yang terkait sangat sedikit sekali. Oleh
karena itu, pembahasan-pembahasan tentang Teknologi Informasi dan
perkembangannya sangat penting dilakukan guna untuk mencerdaskan masyarkat
secara luas.
Saat ini yang banyak dipakai adalah IPv4 (IP version 4)
yang tidak banyak mengalamai perubahan sejak RFC 791 dipublikasikan pada tahun
1991. IPv4 telah terbukti tangguh, mudah diimplementasikan dan berperan dalam
membesarkan Internetwork yang kecil menjadi Internet yang global seperti sekarang ini. Sayangnya,
dalam desain awalnya ada beberapa hal yang tidak diantisipasi dan kini justru
menjadi kelemahannya, yaitu :
1. Pertumbuhan
Internet yang cepat karena permintaan ontent maupun aplikasi berbasis web lainnya, sehingga mengakibatkan
hampir habisnya alamat IPv4.
2. Router yang
menangani Backbone Internet kini harus menangani routing tables yang sangat
besar akibat pertumbuhan Internet yang sangat cepat.
3. Kebutuhan untuk
konfigurasi yang lebih mudah.
4. Support yang
lebih baik untuk pengiriman paket data yang secara real-time.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini, Internet Engineering Task Fore (IETF) membangun sebuah protokol dan standar yang disebut
sebagai IP-The Next Generation (IPng). Ipng inilah yang dikenal sebagai IPv6 (IP version 6). IPv6
sengaja dirancang untuk meminimalkan dampak Perbandingan IPv4 dan IPv6 terhadap protocol layer dibawah dan diatasnya
dengan menghindari penambahan fitur baru secara acak. Dalam hal inilah penulis ingin menjelaskan
perbandingan fitur, kehandalan, desain dari versi yang dipkai saat ini (IPv4) dengan IP
yang akan dikembangkan dalam dunia teknologi Internet kedepannya (IPv6).
B.
Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang kini berkembang di masyarakat penggiat IT secara keseluruhan yang
mengenai IP address adalah kuota IP address dunia versi 4 yang sudah
semakinenipis, karenanya dibuatlah IP address versi 6 guna untuk menyokong
kebutuhan kuota kebutuhan IP address di dunia.Masalah lain
·
Perkembangan dunia Internet yang semakin
pesat menuntut kebutuhan dan penyediaan layanan protokol yang baru.
·
IP next generation memiliki perbedaan yang
mendasar dari IP versi 4, sehingga pengguna harus mengerti betul dengan desain
arsitektur dan fungsional dari IP yang terbaru.
·
IPv6 memiliki pengalamatan yang jauh lebih
besar dari IPv4 sehingga pengalamatan yang digunakan ialah berbeda dari
pengalamatan pada IPv4.
·
Penggunaan IPv6 pada komputer untuk
dikoneksikan dalam suatu jaringan berbeda dengan penggunaan pada IPv4.
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah ini bertujuan untuk memasyarakatkan
lebih jauh akan peran IP addres dalam perkembangan teknologi informasi, dan
juga untuk mensosialisasikan IP address versi 6 yang kelak akan dibutuhkan oleh
berbagai pihak dan kalangan masyarakat IT.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Internet
Protocol (IP) address adalah
alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan
komputer yang memanfaatkan Internet
Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP
disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan
manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4),
dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6).
Peran alamat IP
adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari.
Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana
menuju ke sana."
Perancang awal dari TCP/IP
menetapkan sebuah alamat IP
sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet
Protocol Version 4 (IPv4),
masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet
dan penipisan yang terjadi pada alamat IP,
dikembangkan sistem baru (IPv6),
menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir
oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet
Protocol juga memiliki tugas routing
paket data antara jaringan, alamat IP
dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi
dari sistem
routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP
yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork.
Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR,
yang ditambahkan ke alamat IP,
misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan
pribadi / private
network, alamat IPv4
menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP
private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP
private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan
pribadi / private
network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke
Internet
umum global.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA)
yang mengelola alokasi alamat IP
global. IANA
bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR)
mengalokasikan blok alamat IP
lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
B.
ALAMAT IP VERSI 4
Alamat IP versi 4
(sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP
versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara
teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai
maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia
melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
IPv4 yang
merupakan pondasi dari
Internet telah hampir
mendekati batas akhir
dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah
dirancang untuk dapat menggantikan
fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari
panjang addressnya yang
hanya 32 bit
saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data.

Gambar 1. Struktur Header Dasar Pada IPv4
Alamat IPv4 terbagi
menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
·
Alamat Unicast,
merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang
dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam
komunikasi point-to-point atau one-to-one.
Pada
Unicast address ini terdiri dari :
1. Global, address yang digunakan misalnya untuk
address provider atau address geografis.
2. Link Local
Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud
link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu 7 level. Address ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum
mendapat address global, terdiri
dari 10+n bit
prefix yang dimulai
dengan "FE80" dan field sepanjang 118-n bit yang
menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian IP address
secara otomatis.
3. Site-local,
address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam
site saja. Address
ini dapat diberikan
bebas, asal unik
di dalam site tersebut, namun
tidak bisa mengirimkan packet
dengan tujuan alamat
ini di luar dari site tersebut.
4. Compatible

Gambar 2. Struktur Unicast Address

Gambar 3. Pengiriman Paket Pada Unicast Address
·
Alamat Broadcast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam
segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi
one-to-everyone.
·
Alamat Multicast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node
dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
1. Representasi Alamat
Alamat IP versi 4
umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation),
yang dibagi ke dalam empat buah oktet
berukuran 8-bit. Dalam
beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap
oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255
(meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang
dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan
ke dalam dua buah bagian, yakni:
·
Network Identifier/NetID
atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua
sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network
identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik
dalam sebuah internetwork.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
·
Host Identifier/HostID
atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier
tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network
identifier di mana ia berada.
Dalam
RFC 791, alamat Unicast IP
versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti
terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah
pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order
bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP
|
Digunakan oleh
|
||
Kelas
A
|
1–126
|
0xxx
xxxx
|
Alamat
unicast untuk jaringan skala besar
|
Kelas
B
|
128–191
|
1xxx
xxxx
|
Alamat
unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
|
Kelas
C
|
192–223
|
110x
xxxx
|
Alamat
unicast untuk jaringan skala kecil
|
Kelas
D
|
224–239
|
1110
xxxx
|
Alamat
multicast (bukan alamat unicast)
|
Kelas
E
|
240–255
|
1111
xxxx
|
Direservasikan;umumnya
digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan
skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset
dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet
pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau
tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan
kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya.
Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin
yang bersangkutan.
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk
jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet
pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10.
14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network
identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk
setiap network-nya.
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan
berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu
diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga
oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya
(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap
network-nya.
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat
IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit
pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit
sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast
IPv4.
·
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang
bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk
digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111.
28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali
host.
Kelas
Alamat
|
Nilai
oktet pertama
|
Bagian
untuk Network Identifier
|
Bagian
untuk Host Identifier
|
Jumlah
jaringan maksimum
|
Jumlah
host dalam satu jaringan maksimum
|
Kelas
A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas
B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas
C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas
D
|
224-239
|
Multicast
IP Address
|
Multicast
IP Address
|
Multicast
IP Address
|
Multicast
IP Address
|
Kelas
E
|
240-255
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Catatan:
Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang
alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas
Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam
kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini,
di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang
tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa
mempedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
3. Alamat Multicast IP versi 4
Alamat IP Multicast (multicast
IP address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket
kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet
yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke
sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke
subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening"
terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk
mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis
komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat
multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4,
yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet
lokal.
Alamat broadcast
IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data
"satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak
mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node
yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut
dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP
multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat
tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis
alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed
broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast
tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan
antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang
dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh,
untuk jaringan Ethernet
dan Token Ring,
semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet
dan Token Ring,
yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Alamat
network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan
kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk
mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah
jaringan yang berbasis kelas. Router
tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network
broadcast.
·
Subnet broadcast
Alamat
subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless).
Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah
131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan
paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting,
atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat
subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang
menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast
tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
Alamat
IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan
dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket
jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke
semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer
yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network
identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast
untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah
alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis
kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16,
maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua
host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router
IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet
dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak
diimplementasikan.
Dengan
banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini
pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat
jenis ini telah ditinggalkan.
Alamat
ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4
menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255).
Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian
data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan
lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya.
Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis
dengan menggunakan Boot Protocol
(BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP
harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP
memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua
host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan
memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya
dengan menggunakan alamat ini, paket
jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua
jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan
tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data
dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini
disebut sebagai limited broadcast.
C. ALAMAT IP VERSI 6
Internet
Versi Protokol 6 disingkat ke IPV6. Versi yang sebelumnya Internet Protokol
adalah versi 4 ( dikenal sebagai IPV4). IPV6 adalah suatu versi IP baru yang mana dirancang untuk;menjadi suatu langkah
evolusiner dari IPV4. Ini merupakan suatu kenaikan alami ke IPV4. Ini dapat
diinstall sebagai perangkat lunak yang dapat diupgrade normal di peralatan
internet dan interoperable dengan IPV4 yang sekarang . Strategi Penyebaran nya
dirancang untuk tidak mempunyai flagdays atau ketergantungan lainnya. IPV6
dirancang untuk menjalankan dengan baik pada
jaringan capaian tinggi ( e.g. Gigabit Ethernet, OC-12, ATM, dll.) dan
pada waktu yang sama tetap efisien untuk
jaringan bandwitch rendah ( e.g. tanpa kawat). Sebagai tambahan, itu
menyediakan suatu platform untuk internet kemampuan baru yang akan diperlukan di masa dekat
mendatang.
IPV6
meliputi suatu mekanisme transisi yang
mana dirancang untuk mengijinkan para
pemakai untuk mengadopsi dan menyebar IPV6 di
dalam menghamburkan pertunjukan yang tinggi dan untuk menyediakan
interoperabilas langsung antara IPV4 dan IPV6 hosts. Transisi suatu versi baru Internet Protokol harus incremental,
dengan sedikit atau tidak ada kritis interdependencies, jika itu adalah untuk
berhasil. IPV6 transisi mengijinkan para pemakai [itu] untuk mengupgrade hosts mereka ke IPV6, dan operator jaringan untuk menyebar IPV6
di penerus, dengan sangat kecil
koordinasi antara keduanya.
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit
(jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6
memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar,
pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,
sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga
2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar
ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga
beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun
secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel
routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya
DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic
address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat
dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address
configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server
dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada
tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada
tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga
terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan
sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format
Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format
Prefix.
a.IPV6 Kelompok Kerja
IPV6 kelompok kerja adalah suatu IETF kelompok kerja mencarter
untuk mengembangkan generasi yang berikutnya Internet Protokol. Kelompok kerja
sebelumnya dinamai IP Next Generation Working Group (IPNGWG). IPV6 kelompok kerja
menghadirkan puncak dari banyak kelompok kerja di dalam IETF yang bekerja pada
masalah routing dan masalah pengalamatan.
6Bone adalah IPV6 tulang
punggung yang telah disediakan untuk membantu evolusi dan penyebaran IPV6 di
Internet . 6Bone memulai sebagai konsep di tahun 1995 dan telah dibuat fondasi
oleh suatu pertemuan pada Maret 1996 IETF yang bertemu Los Angeles. Sekarang
ada site 6Bone di negara-negara di Asia, Australia Austria, Eropa, dan Amerika
Utara. Semua 6Bone lokasi ditunjukkan pada 6Bone peta topologi. Kelompok kerja
Transisi Generasi Yang berikutnya di IETF adalah bertanggung jawab untuk merancang
mekanisme dan memeriksa prosedur untuk mendukung transisi Internet dari IPV4 ke
IPV6.
6Ren adalah suatu prakarsa
koordinasi Jaringan Pendidikan Dan Riset sukarela/fakultatif yang menyediakan
produksi pemindahan IPV6 melayani untuk memudahkan mutu tinggi, performance
yang tinggi, dan jaringan IPV6 secara operasional sempurna. Keikutsertaan bebas
dan terbuka bagi semua Riset Dan Jaringan Pendidikan yang menyediakan IPV6
servis. Lain untuk keuntungan dan tidak untuk keuntungan IPV6 juga didukung untuk mengambil bagian.
Suatu
gabungan yang meliputi seluruh dunia memimpin Penjual Internet, Riset&
Jaringan Pendidikan sedang membentuk
Forum IPV6 , dengan suatu misi jelas untuk mempromosikan IPV6 dengan secara
dramatis meningkatkan kesadaran pemakai dan pasar IPV6 .
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok
berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal
berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan
dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6
juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4
yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk
bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal
format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok
berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011
0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111
1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal
tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya
adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan
membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan
menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas
disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan
alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah
alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan
dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan
angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua
buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6
dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat,
karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0
yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam
alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli
|
Alamat asli yang disederhanakan
|
Alamat setelah dikompres
|
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2
|
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
FF02:0:0:0:0:0:0:2
|
FF02::2
|
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang
dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6,
dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat
tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut
dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok
alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang
adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal
format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk
kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks,
tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6
tidak mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana
bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian
dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6
direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4,
yaitu ( [alamat] / [angka panjang prefiks] ). Panjang prefiks mementukan jumlah
bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks
sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat
tersebut dianggap sebagai prefiks alamat.
4.
Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni
sebagai berikut:
- Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
- Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Multicast
Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan
pada IPv6 ruang yang
8 bit pertamanya
di mulai dengan "FF" disediakan
untuk multicast Address. Ruang
ini kemudian dibagi-bagi
lagi untuk menentukan
range berlakunya. Kemudian
Blockcast address pada
IPv4 yang address
bagian hostnya didefinisikan sebagai
"1", pada IPv6
sudah termasuk di
dalam multicast Address
ini. Blockcast 8 address untuk
komunikasi dalam segmen
yang sama yang
dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah
berdasarkan range tujuan.

Gambar
4. Struktur Multicast Address

Gambar 5. Pengiriman
Paket Pada Multicast Address
- Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa. Yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada address jenis ini, sebuah address diberikan pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client ke address ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan packet tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata.Bagi Anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai Anycast Address.

Gambar 7. Pengiriman Paket Pada Anycast Address
Jika dilihat dari cakupan alamatnya,
alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
- Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
- Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
- Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke
dalam struktur alamat.
5.
Struktur Paket Pada IPv6
Dalam pendesignan
header pakket ini,
diupayakan agar cost/nilai
pemrosesan header menjadi kecil
untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real
time. Misalnya, address awal
dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap packet. Sedangkan pada header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada field
untuk menyimpan urutan antar packet. Namun field tersebut tidak terpakai ketika packet tidak
dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu
field yang dibutuhkan oleh setiap packet disebut header dasar, sedangkan yang
kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header
ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah
dari header dasar.
Header dasar selalu
ada pada setiap
packet, sedangkan header tambahan
hanya jika diperlukan
diselipkan antara header
dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi sekuriti dan lain-lain. Header tambahan
ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari
header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang
terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih
cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header
dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun
jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.

Gambar 8. Struktur Header Dasar Pada
IPv6
6.
Label Alir dan Real Time Process
Header dari
packet pada IPv6
memiliki field label
alir (flow-label) yang
digunakan untuk meminta agar
packet tersebut diberi
perlakuan tertentu oleh
router saat dalam pengiriman (pemberian
‘flag’). Misalnya pada
aplikasi multimedia sedapat
mungkin ditransfer
secepatnya walaupun kualitasnya
sedikit berkurang, sedangkan
e-mail ataupun WWW lebih memerlukan sampai dengan akurat dari
pada sifat real time.

Gambar 9. Tabel Label Alir Pada IPv6
Router mengelola
skala prioritas maupun resource
seperti kapasitas komunikasi
atau kemampuan memproses, dengan berdasar pada label
alir ini. Jika pada
IPv4 seluruh packet diperlakukan
sama, maka p ada IPv6 ini dengan perlakuan yang berbeda terhadap tiap packet,
tergantung dari isi packet tersebut, dapat diwujudkan komunikasi yang
aplikatif.
7.
IPv6 Transition (IPv4-IPv6)
Untuk mengatasi
kendala perbedaan antara
IPv4 dan IPv6
serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara
pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat
suatu metode Hosts – dual
stack serta Networks
– Tunneling pada
hardware jaringan, misalnya
router dan server

Gambar 10. Network - Tunneling (IPv6
Transition)
Jadi
setiap router menerima suatu
packet, maka router akan memilah
packet tersebut untuk menentukan
protokol yang digunakan, kemudian
router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.
8.
Representasi Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana
‘x‘ berupa nilai
hexadesimal dari 16
bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah
totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
Jika format pengalamatan IPv6
mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat
direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1
dapat direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 12
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau
::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau
:ffff:167.205.25.7
Jadi
jika sekarang anda
mengakses alamat di
internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam
::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6
menggunakan bit mask untuk keperluan
subnetting yang direpresentasikan
sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan
pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal
merupakan bagian network bit. Jika
pada IPv4 anda mengenal pembagian
kelas IP menjadi kelas A, B,
dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas
berdasarkan fomat prefix
(FP) yaitu format
bit awal alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika diperhatikan 4 bit awal
yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu
nilai ‘3’ hexa dalam biner).
Alamat unicast IPv6 dapat diimplementasikan dalam
berbagai jenis alamat, yakni:
- Alamat unicast global
- Alamat unicast site-local
- Alamat unicast link-local
- Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
- Alamat unicast loopback
- Alamat Unicast 6to4
- Alamat Unicast ISATAP
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik
dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address.
Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host
di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level
(Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6
Unicast Global.
|
Top Level
Aggregation Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
Berfungsi
sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam
daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan
sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan
untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA
ID atau NLA ID).
|
Next Level
Aggregation Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
|
Site Level
Aggregation Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan
hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID
ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian
alamat ini.
|
Interface
ID
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan
oleh SLA ID).
|
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat
privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada internetwork
dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan
unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin. Prefiks yang digunakan
oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
111111101100000000000000000000000000000000000000
|
48 bit
|
Nilai
ketetapan alamat unicast site-local
|
Subnet
Identifier
|
16 bit
|
Mengizinkan
hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar.
Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi
(high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.
|
Interface
Identifier
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
12.
Unicast link-local address
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan
oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan
konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet
Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang
berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara
otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi
alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang
digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
|
Interface
ID
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah alamat
yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah
DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum
ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
Alamat unicast
loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess
communication (IPC) dalam
sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan
15.
Unicast 6 to 4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh
dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling
berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik
IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan
32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit,
dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal
format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat 157.60.91.123
diterjemahkan menjadi 2002:9D3C:5B7B::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam
format IPv6 Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang
digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling
berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local,
alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat
berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP
Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki
oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam
alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat
menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi
IPv4 dan alamat publik IPv4.
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang
ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface
yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat
multicast IPv6 adalah FF00::/8.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111 1111
|
8 bit
|
Tanda
pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan.
Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini
merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika
nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi
untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local,
link-local, site-local, organization-local atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal group multicast
|
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast
dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan
dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet
Service Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk
mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan
menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface
terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan
alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena
alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak
penerima.
D.
PROTOKOL ROUTING PADA IPV6
Protokol routing yang digunakan pad a IPv6
adalah BGP4+ untuk external routing dan OSPFv6, RIPng untuk internal routing.
1. BGP4+
Border Gateway
Protokol adalah routing
protokol yang memakai
system
autonomous. Fungsi
utama dari BGP
adalah untuk saling
tukar-menukar informasi konektivitas
jaringan antar BGP
sistem. Informasi konektifitas
ini antara lain
adalah daftar dari Autonomous
System (ASs). Informasi
ini digunakan untuk membuat daftar routing sehingga terjadi suatu koneksi. BGP4 mampu melakukan suatu advertaisement dan
IP-prefix serta menghilangkan keterbatasan
tentang network class. BGP memakai pola Hop-by-Hop yang artinya hanya meggunakan
jalur yang berikutnya yang terdaftar dalam Autonomous System. BGP
menggunakan TCP sebagai media
transport. BGP menggunakan
port 179 untuk koneksi BGP. BGP mendukung CIDR.

Gambar 11. Model BGP
BGP mampu mempelajari jalur
internet malalui internal atau eksternal BGP dan dapat memilih jalur terbaik dan memasukkannya
dalam ip forwarding. BGP dapat digunakan
pada dual maupun multi-homed, dengan syarat memiliki nilai AS. BGP tidak dapat digunakan pada single-homed.
Type dari BGP:
1. OPEN,
tipe pesan yang
diterima sewaktu koneksi
antar BGP tersambungkan.
2. UPDATE,
tipe pesan yang
dikirimkan untuk mengirimkan
informasi routing antar BGP.
3. KEEPALIVE,
tipe pesan yang dikirimkan untuk
mengetahui apakah pasangan BGP masih hidup
4. NOTIFICATION, tipe pesan yang dikirimkan
apabila terjadi error.
2. Attribut BGP
AS_path, adalah jalur yang
dilalui dan dicatat dalam data BGP route, dan dapat mendeteksi loop. Next_Hop, adalah jalur berikutnya yang akan dilalui dalam
routing BGP, biasanya adalah local network dalam eBGP. Selain itu bisa didapat dari iBGP. Local Preference,
penanda untuk AS BGP local
Multi-Exit Discriminator (MED), bersifat non-transitif digunakan apabila
memiliki eBGP yang lebih dari 1. Community, adalah
sekumpulan BGP yang
berada dalam satu
AS. Perbandingan BGP-4
antara yang digunakan
untuk IPv4 dan
IPv6 adalah kemampuan
dari BGP yang
dapat mengenali scope
dari IPv6, yaitu
global, site-local, link-local.
Apabila IPv6 masih
16 menggunakan IPv4 sebagai
transport maka alamat peer pada BGP yang lainnya harus diikutkan pada
konfigurasi.
3. RIPng
Routing Information
Protocol Next Generation
adalah protokol routing
yang berdasarkan protokol
routing RIP di
IPv4 yang sudah
mendukung IPv6. RIPng
ini digunakan untuk
internal routing protokol
dan menggunakan protokol
UDP sebagai transport. RIPng ini menggunakan port 521
sebagai komunikasi antar RIPng. Metode yang dipakai RIPng adalah distance
vector (vektor jarak), yaitu:
1. Jarak local network dihitung 0
2.
Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost.
3.
Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour.
4.
Dilakukan perhitungan secara kontinue.
5.
Menggunakan algoritma Ballman-Ford.

Gambar Tabel 12. Format RIP Header
Command pada RIPng Header berisi:
1. Request, meminta daftar tabel routing pada
RIPng yang lain
2. Response, membalas request dari RIPng yang
lain dan memberikan daftar routing.
Protokol RIPng ini memiliki
beberapa kelemahan
1. Hanya bisa sampai 15 HOP
2. Lambat dalam memproses routing, dikarena
melakukan pengecekan terus menerus 17
3.
Bersifat Classful
Perbedaan yang
terjadi antara RIP pada
IPv4 (RIPv2) dan
IPv6 (RIPng) adalah port UDP dimana pada IPv4 menggunakan port 520
sedangkan IPv6 menggunakan port 521 sebagai
media transpor. RIPng
hanya memiliki 2
perintah yaitu response
dan request, berbeda dengan RIPv2
yang memiliki banyak perintah dan banyak yang
tidak terpakai dan ada yang
dibuang pada RIPng seperti authentifikasi. Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng antara
lain, ukuran routing yang tidak lagi
dibatasi, subnet IPv4 digantikan dengan
prefix IPv6, next-hop
dihilangkan tetapi kegunaannya tidak dihilangkan, authentifikasi
dihilangkan, namun kemampuan yang hanya sampai 15 hop masih sama.
4. OSPFv3
Open Shortest Path
First adalah
routing protokol yang
digunakan pada IPv6. OSPF ini berdasarkan atas Link-state
dan bukan berdasarkan atas jarak. Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan
pada Link State Packet.
LSP dibroadcast pada
setiap node untuk mencapai keseluruhan
network. Setelah seluruh network
memiliki “map” hasil dari informasi LSP dan dijadikan dasar link-state
dari OSPF. Kemudian
setiap OSPF akan
melakukan pencarian dengan
metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak
yang lebih efisien.
Routing
table yang dihasilkan
berdasarkan atas informasi
LSP yang didapat sehingga OSPF memberikan informasi LSP secara
flood, karena OSPF sudah memiliki kemampuan
untuk memilih informasi LSP yang sama maka flood ini tidak mengakibat exhousted.
OSPF ini menggunakan protokol TCP bukan UDP,
mendukung VLSM (Variable Length Subnet
Mask).
OSPF
menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh Dijkstra, yaitu:
1. Diasumsikan
sudah ada data
table sebelumnya. Data yang
diperlukan antara lain PATH (ID, path cost, arah forwarding )
TENTATIVE (ID, path cost, arah forwarding),
Forwarding database.
2. Taruh local sebagai root dari tree dengna
ID,0,0 pada PATH 18
3. Temukan link N dan taruh di PATH. Hitung
jarak Root-N dan N-M, apabila M belum
terdapat di PATH atau TENTATIVE, apabila nilainya lebih baik
taruh di TENTATIVE.
4.
Apabila TENTATIVE bernilai
kosong , batalkan.
Lainnya, masukkan nilai TENTATIVE ke PATH.

Gambar Tabel 13. Format OSPF Header
Keterangan OSPF:
Version, 8 bit, diisi
dengan dengan versi dari OSPF
Type, 8 bit, diisi dengan
Type code dari OSPF yaitu:
1. Hello, untuk mengetahui adanya pasangan OSPF
2. Database Description, mengirimkan deskripsi
dari OSPF
3. Link State Request, meminta data dari
pasangan OSPF
4. Link State Update, mengupdate data table pada
OSPF
5. Link State Aknowledgment, mengirimkan pesan
error
Length, 16 bit, panjang
header dan data dari OSPF
Router ID, 32 bit, Router
ID dari source paket
Area ID, 32 bit, Area dari
paket ini.
Checksum, 16 bit
AuType, 16 bit, model
autentifikasi dari OSPF
Authentication, 64 bit,
misal tanpa autenticasi, simple password, cryptographic
password.
Keterangan untuk OSPFv3:
Version, 8 bit, diset 3
Checksum, 16 bit, CRC
Instance ID, 8 bit
Reserves, 8 bit diset 0
Perbandingan antara Link State dengan Distance Vektor
Konversi lebih cepat daripada Distance Vektor
Mudah dalam bentuk Topologi Jaringan
Mudah dalam hal Routing
Bisa memiliki routing tabel yang kompleks
Perbedaan Antara OSPF Ipv4 dengan OSPF IPv6
Komunikasi menggunakan link-state tidak
menggunakan subnet.
Menghilangkan alamat semantic.
Menggunakan scope IPv6 yaitu: link-local
scope, area-scope, AS scope.
Mendukung multi OSPF pada link yang sama.
Menggunakan alamat link-local.
Menghilangkan authentifikasi.
Perubahan format paket.
5. Contoh Infrastruktur IPv6

E.
AlAMAT IP LAINNYA
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan.
Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing)
atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada
dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public
address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah
ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network
identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang
menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke
Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka
beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik
tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat
publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan
untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang
mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya
memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya
mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya.
Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga
disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh
host lainnya.
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang
secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node
di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah
alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet
yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan
sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut.
Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara
global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang
dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran
yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi
tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang
membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui
gateway yang berjalan di atas lapisan
aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi
hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya
digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator) yang terhubung secara langsung ke internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak
membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat
dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi
masalah pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan sebagian
ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi.
Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan
alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara
ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping,
maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.
Ruangan alamat pribadi yang
ditentukan di dalam RFC 1918
didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
- 10.0.0.0/8
- 172.16.0.0/12
- 192.168.0.0/16
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8
merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang
valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8
memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B
atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang
valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat
diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau
sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi
privat. Alamat private network 192.168.0.0/16 dapat mendukung
alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat
privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP
yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254,
dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai
alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private
Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh
banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat
pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat
pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information
Center (InterNIC) (atau badan
lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah
ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router
internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari internet.
Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah
alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik
yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam
sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network
Address Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke internet.
F. PERBANDINGAN ALAMAT IPV6
DAN IPV4
Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik
antara alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
Kriteria
|
|||
Panjang
alamat
|
32 bit
|
128 bit
|
|
Jumlah
total host (teoritis)
|
232=±4
miliar host
|
2128
|
|
Menggunakan
kelas alamat
|
Tidak
|
||
Alamat
multicast
|
Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4
|
Alamat multicast
IPv6, yaitu FF00:/8
|
|
Alamat broadcast
|
Tidak ada
|
||
Alamat
yang belum ditentukan
|
0.0.0.0
|
::
|
|
127.0.0.1
|
::1
|
||
Alamat IP
publik
|
Alamat
IPv6 unicast global
|
||
Alamat IP
pribadi
|
Alamat
IPv6 unicast site-local (FEC0::/48)
|
||
Konfigurasi
alamat otomatis
|
Ya (APIPA)
|
Alamat
IPv6 unicast link-local (FE80::/64)
|
|
Representasi
tekstual
|
Dotted decimal format notation
|
Colon hexadecimal format notation
|
|
Fungsi
Prefiks
|
Subnet mask atau panjang prefiks
|
Panjang
prefiks
|
|
A Resource Record (Single A)
|
AAAA Resource Record (Quad A)
|
||
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
IPv4
yang merupakan pondasi
dari Internet telah
hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya,
dan IPv6 yang
merupakan protokol baru
telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4
adalah karena keterbatasan dari
panjang addressnya yang
hanya 32 bit
saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi
yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas
data. Keunggulan IPv6 dibandingkan dengan IPv4 diantaranya yaitu setting
otomatis stateless dan 21 statefull. Kemudian,
dasar migrasi / perubahan dari
Ipv4 ke Ipv6
diantaranya kapasitas
perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension header, kemampuan pelabelan aliran paket
serta autentifikasi dan kemampuan
privasi. Untuk mengatasi kendala perbedaan
antara IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6,
maka dibuat suatu
metode Hosts –
dual stack serta Networks
– Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server
Kesimpulan lain yang dapat
diambil dari makalah ini adalah;
-
IP
address sangat dibutuhkan oleh komputer yang tergabung dalam suatu Jaringan
-
Jenis
alamat IP address pertama yang diluncurkan adalah versi 4 yang kini sudah
mencapai kuota limitnya.
-
Pengembangan
berkelanjutan menghasilkan IP address versi 6 guna untuk menyokong kuota
kebutuhan IP address dunia.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun
yang membahas tentang IPV 4 dan IPV 6
yang mengacu pada peran dan jenis-jenis IP address dalam skala luas, semoga
menjadi ilmu tersendiri yang dapat digunakan bagi masyarakat secara umum.Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari pada itu saya selaku penyusun
berharap mendapat saran dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Hendra
Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
Sugeng,
Winarno. 2006. Jaringan Komputer Dengan TCP/IP. Bandung : Informatika
Kurniawan,
Wiharsono. 2007. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP
Di Akses 7 April 2014
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/IP_address
Di Akses 8 April 2014
alexbellor.blogspot.com
Di Akses 8 April 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4 Di Akses 9 April 2014
http://andimujahidin.com//Internet-protocol-ip-IPv4-versus-IPv6.htm
Di Akses 9 April 2014
http://getux.com/2006/04/24/konsep-dasar-ipv4/
Di Akses 9 April 2014
http://ginageh.wordpress.com/2007/10/11/internet-protocol-versi-6-IPv6/
Di Akses 9 April 2014
http://www.6tap.net
Di Akses 9 April 2014
http://www.apnic.net/drafts/ipv6/IPv6-FAQ.html
Di Akses 9 April 2014
http://www.slideshare.net/cahyod/pengenalan-ipv6
Di Akses 9 April 2014
http://www.apnic.net/drafts/ipv6/ipv6-policy-280599.html
Di Akses 9 April 2014
http://www.ipv6.org
Di Akses 9 April 2014
Click here for comments 1 komentar:
infonya sangat bermanfaat bagi ane
obeng set 5 in 1